Kontruksi tangga
Tangga
adalah sebuah
konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki
jarak satu sama lain.
Jenis tangga berdasarkan sifat permanensinya
Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.
Tangga permanen biasanya digunakan untuk menghubungkan:
• dua bidang horisontal pada bangunan
• lantai bangunan yang berbeda
Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb.
Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan / disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.
Tangga
merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan,
dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dll. Statistik
yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah
penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat dikaitkan
dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang merancang
dan membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat kesalahan
konstruksi langsung. Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga terhadap
pencegahan kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan.
1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.
2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan tangan dengan dinding.
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan bebas dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak kurang dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.
1. Konstruksi tangga kayu, untuk
bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan,
mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan
variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui
oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang
tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka
karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.
Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 -
4 cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan menyesuaikan
ukuran lebar tangga Anda. Umumnya konstruksi tangga baja memakai anak tangga
dari papan kayu utuh tanpa sambungan.
2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
3. Konstruksi tangga beton,
sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih
dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.
Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari
satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih
indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps)
saja. Adapun ukuran tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar
dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga
Anda. Tangga dengan konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari
papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.
Tulangan/pembesian :
ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/perencanaan dan
pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang dipergunakan ;
untuk
pelat tangga :
tulangan utama/pokok : Ø
8, Ø 10, Ø 12, D.12
tulangan pembagi
: Ø 8, Ø 10
untuk
balok :
tulangan
utama
: D.13, D.16, D.19
beugel/sengkang
: Ø 8, Ø10
untuk
anak tangga :
tulangan
utama
: Ø10, Ø 12, D.12
tulangan pembagi
: Ø
8, Ø 10
4. Konstruksi tangga batu/bata,
konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk,
kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.
5. Eskalator, Eskalator adalah salah satu
transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari
tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang
berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Karena
digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut
orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator
digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan
elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan,
bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
Ibu tangga :
merupakan
bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang digunakan
untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu, baja,
pelat baja, baja profil canal, juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan anak
tangga biasanya untuk bu tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan
anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk
ibu tangga menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan
pelat baja.
Anak Tangga :
Merupakan
elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering dilalui
untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar aman,
nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna
licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran
lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian
vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga darurat
biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.
Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.
Railing :
Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat, baja, dll. Terkadang saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya.
Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia.
Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.
Bordes :
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga.
Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.
Railing :
Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat, baja, dll. Terkadang saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya.
Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia.
Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.
Bordes :
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga.
Baluster :
Merupakan
penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical. Material
baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya
pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan
kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh,
terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya
kurang lebih antara 90-100 cm.
Rumus umum yang digunakan adalah :
- 1 aantrade ( mendatar ) + 2 optrade ( naik ) = 57 – 65 cm
- 1 aantrade ( mendatar ) + 2 optrade ( naik ) = 57 – 65 cm
-
Artinya : Untuk mencari lebar mendatar
- 1 aantread + 2 optread = 57 – 65 cm
Contoh :
Pertanyaan :
Suatu ruangan memiliki 2 lantai, ketinggian antara
lantai 1 dan lantai 2 adalah 380 cm. hitunglah ukuran – ukuran anak tangga dan
luas ruangan yang di pakai untuk keperluan rumah tangga ?
Jawaban :
Karena tinggi lantai = 380 cm, ukuran langkah naik
diperkirakan dengan ukuran paling mendekatinya yaitu 19 cm, sehingga banyaknya
langkah naik menjadi n 380/19 = 20 kali.
Panjang langkah datar di hitung dengan ketentuan :
A + 2.O
= 57 – 65 cm.
A + 2.O
= 62 cm
A + 2x19
= 62 cm
Maka A
= 62 - 38 = 24 cm
Jadi panjang langkah datar ( antrede ) = 24 cm. jika
tangga tersebut dibuat tangga lurus maka panjang ruang yang di butuhkan untuk
tangga yaitu : 19 x 24 = 456 cm, belum terhitung awal naik tangga dan akhir
tangga.
Oleh karena itu lebih hemat bila menggunakan tangga
bordes dengan dua lengan maka :
· Banyaknya langkah naik n (A)
= buah. ½ x 380/19 =10n
· n langkah datar (O)
= 10 – 1 = 9 buah.
· Panjang tangga seluruhnya menjadi 9 x 24
= 216
cm.
· Panjang bordes = 80 cm, entrance tangga
= 74 cm.
· Panjang ruangan untuk tangga menjadi kurang lebih 370
cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar